Sejarah dan Asal-Usul
Es Cendol adalah minuman tradisional khas Indonesia yang populer terutama di Jawa Barat. Nama “cendol” berasal dari kata Jawa yang berarti “jendolan” atau butiran kecil, sesuai dengan bentuk cendol yang terbuat dari tepung beras atau tepung hunkwe. Minuman ini sudah ada sejak zaman kolonial dan bahkan dikenal sampai ke Malaysia, Singapura, dan Thailand dengan variasi nama berbeda.
Ciri Khas Es Cendol
- Butiran Cendol
Terbuat dari tepung beras atau hunkwe yang diberi warna hijau dari daun suji atau pandan. Teksturnya kenyal dan lembut saat diminum. - Kuah Santan
Santan segar direbus dengan sedikit garam sehingga menghasilkan rasa gurih. Kuah ini menjadi pelengkap utama cendol. - Sirup Gula Merah
Gula merah cair memberi rasa manis khas dengan aroma karamel yang kuat. Perpaduannya dengan santan membuat rasa es cendol sangat khas. - Tambahan Es
Es serut atau es batu ditambahkan sehingga minuman ini terasa sangat segar, terutama saat cuaca panas.
Cara Penyajian
Segelas es cendol berisi butiran cendol hijau, santan, sirup gula merah, dan es serut. Beberapa variasi modern menambahkan nangka, tape ketan, hingga durian sebagai topping untuk menambah cita rasa.
Popularitas dan Variasi
Di Indonesia, es cendol populer di banyak daerah dengan nama berbeda, misalnya dawet di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penjual biasanya menggunakan gerobak atau warung tradisional. Kini, es cendol juga tersedia di restoran modern dengan berbagai inovasi rasa.
Penutup
Es Cendol bukan hanya minuman pelepas dahaga, tetapi juga bagian dari kekayaan kuliner Nusantara. Perpaduan cendol hijau yang kenyal, manisnya gula merah, gurihnya santan, dan segarnya es menjadikan minuman ini selalu dicari banyak orang.